Inspirasi Klasik dari Pesan Ibu, Tekun Berbagi ke Seluruh Pelosok Tanjungpinang
![]() |
| Inspirasi klasik dari pesan ibu, tekun berbagi ke seluruh pelosok Tanjungpinang. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar |
Mengungkap Inspirasi Klasik dari Operasi Bersandi “Siapa Saja Boleh Makan”
Sebuah inspirasi klasik dari pesan ibu tercinta, seorang pemuda Tanjungpinang yang berkecimpung di dunia intelijen, menunjukkan sisi kemanusiaannya.
Dengan ketulusan yang tidak dibuat-buat, ia telah empat tahun rutin membagikan makanan kepada warga kurang mampu di berbagai sudut kota Tanjungpinang.
Sosok yang menginspirasi itu adalah Brigadir Kepala (Bripka) Zulhamsyah Putra. Anggota Satuan Intelijen dan Keamanan (Satintelkam) Polresta Tanjungpinang.
Di balik tugasnya yang identik dengan operasi senyap, ia menjalankan misi sosial pribadi yang justru memberi terang bagi banyak orang.
Baca Juga: Jejak Perjalanan Detik dan Waktu Kedai Klasik di Kota Lama Tanjungpinang
Kebiasaan berbagi ini bermula ketika pandemi Covid-19 melanda Tanjungpinang. Saat kondisi ekonomi terpuruk dan banyak warga kesulitan.
Situasi dan kondisi itu mengetuk hati Bripka Zulhamsyah. Ia pun mendapatkan sebuah inspirasi klasik dari ibunya yang tengah terbaring sakit.
Inspirasi klasik dari pesan terakhir sang ibu adalah tetap berbuat baik dan bantu orang lain, karena kebaikan itu akan menjadi pegangan hidup.
“Sekarang ibu telah tiada. Pesan itulah yang terus kami jalankan,” ungkap Zulhamsyah.
“Razia Perut Lapar” dan Warung Berjalan untuk Semua
Dari inspirasi klasik itulah lahir sebuah ide. Sebuah operasi sosial yang ia beri nama “Razia Perut Lapar” dengan sandi “Siapa Saja Boleh Makan.”
Setiap di luar jam dinas kepolisian, Zulhamsyah menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli bahan-bahan makanan yang kemudian dibagikan.
Dibantu istrinya, ia memasak sendiri makanan sederhana namun bergizi. Makanan serta sembako, ia distribusikan kepada warga kurang mampu di pelosok Tanjungpinang.
Tidak berhenti di situ, ia melakukan inovasi kreatif. Menyulap mobil Jeep kesayangannya menjadi sebuah warung berjalan.
Mobil itu berkeliling membawa makanan bergizi untuk dibagikan secara gratis. Warga yang tidak mampu tidak wajib membayar, cukup “membayar” dengan doa.
Baca Juga: Memori Tempo Dulu, Nostalgia Jajanan Legendaris yang Masih Eksis di Tanjungpinang
Zulhamsyah mengaku, sebagian bahan makanan yang dibagikan gratis itu bahkan merupakan titipan dari warga lain yang ingin ikut bersedekah.
“Alhamdulillah, selalu ada saja orang baik yang mengantar beras atau bahan masakan untuk dibagikan,” ucapnya bersyukur.
Meskipun menjalani profesi dengan ritme tinggi, Bripka Zulhamsyah mengaku tidak pernah merasa letih, menjalankan Razia Perut Lapar tersebut.
“Senyum bahagia mereka saat menerima makanan, itulah obat lelah bagi kami. Semoga sedikit rezeki ini membawa keberkahan,” ujarnya.
Bagi Zulhamsyah, operasi sosial ini bukan sekadar menebar kebaikan, tetapi sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah dan warga Tanjungpinang.
Membangun Keteladanan dan Inspirasi Klasik Bagi Generasi Muda
Menurutnya, aksi sosial seperti Razia Perut Lapar dapat memperkuat kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian.
Zulhamsyah tidak hanya menyerahkan paket makanan, tetapi juga menyempatkan diri mendengar keluhan warga yang ia temui di berbagai lokasi.
“Kami jadi tahu apa yang dibutuhkan. Polisi bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga hadir secara humanis,” ujar polisi asli Tanjungpinang itu.
Zulhamsyah yakin, membangun hubungan baik dan kepercayaan publik adalah bagian penting dari tugas seorang polisi.
Operasi ini juga mendapat dukungan dari pimpinan kepolisian, termasuk Kapolda Kepri dan Kapolresta Tanjungpinang serta dukungan moral mengalir dari banyak orang.
Baca Juga: Nostalgia di Pulau Bintan dan Investasi Masa Depan Melalui Hobi Klasik
Kisah Bripka Zulhamsyah menjadi pengingat bahwa di tengah kesibukan dan tanggung jawab besar, selalu ada ruang untuk berbuat baik.
Zulhamsyah berharap langkah kecil yang dilakukannya ini, dapat menggerakkan lebih banyak hati, terutama generasi muda penerus bangsa.
“Berbuat baik tidak perlu menunggu kaya. Mulailah dari hal kecil, yang penting niat tulus dan ingat pesan orang tua untuk selalu menolong,” tutupnya.
Razia Perut Lapar bersandi yang digelar Zulhamsyah ini, merupakan sebuah inspirasi klasik dari pesan ibu tercinta yang telah tiada. (*)
Penulis: Yusnadi Nazar

