![]() |
Gedung Gonggong, merupakan ikon Kota Lama Tanjungpinang yang kini mulai terlupakan. Arsip Foto: Yusnadi Nazar |
Kemegahan Tepi Laut yang Kian Sepi dan Memudar
Berdiri megah di tepi laut Taman Laman Boenda, Gedung Gonggong pernah menjadi primadona Kota Lama Tanjungpinang. Namun kini, ikon Kota Lama Tanjungpinang itu kian sepi dan mulai terlupakan.
Kemegahan Gedung Gonggong dengan arsitektur unik menyerupai gonggong (kerang laut khas Kepri), dahulunya ramai dikunjungi masyarakat, wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hampir setiap sore pada akhir pekan, Gedung Gonggong penuh. Masyarakat baik tua, muda dan anak-anak asyik bermain hingga malam tiba. Namun, seiring berjalannya waktu, pesonanya seolah mulai memudar.
Tidak hanya itu, kondisinya juga mulai tidak enak dipandang mata. Sedikit tampak kusam dan dinding yang membalut Gedung Gonggong itu mulai berlumut. Penutup dinding kaca mulai terkelupas.
Hampir tidak ada lagi anak-anak yang bermain di area Taman Laman Boenda. Hampir tidak ada lagi masyarakat atau pengunjung dan wisatawan yang menjadikan Gedung Gonggong, sebagai latar belakang favorit untuk berswafoto.
Kini, kemegahan Gedung Gonggong mulai memudar. Tampak sunyi dan sepi, hanya sesekali disambangi masyarakat yang ingin swafoto atau sekadar duduk-duduk santai di tepi laut Tanjungpinang, hingga malam tiba.
Gedung Gonggong diresmikan pada tahun 2016 oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat identitas lokal dan menjadikan gedung itu sebagai ikon Kota Lama Tanjungpinang.
Bangunan yang berbentuk spiral itu tidak hanya menjadi simbol budaya maritim, tetapi juga pusat informasi pariwisata yang menampilkan sejarah dan kekayaan budaya Melayu.
Namun kini, pintu-pintu kaca Gedung Gonggong tertutup rapat dan sedikit kotor. Tidak ada aktivitas yang berarti di dalamnya. Debu-debu berterbangan mulai menempel di berbagai sudut.
“Sayang sekali. Ini sebenarnya tempat yang mantap untuk foto-foto. Tapi karena sepi, lama-lama orang-orang lupa,” kata Afri, warga Batu 14 Tanjungpinang yang berkunjung ke Gedung Gonggong.
Kondisi Gedung Gonggong di Kota Lama Tanjungpinang saat ini menjadi cerminan tantangan pengelolaan ruang publik dan ikon kota. Banyak masyarakat berharap agar pemerintah tidak hanya membangun.
Tetapi pemerintah juga haru terus memperhatikan sekaligus merawat dan menghidupkan kembali tempat-tempat yang memiliki nilai historis, budaya dan ekonomi.
Tak hanya itu, Gedung Gonggong lebih dari sekadar bangunan. Gedung ini merupakan identitas lokal. Jika ikon ini terlupakan, maka yang hilang bukan hanya bangunan, tetapi juga bagian dari jiwa Kota Lama Tanjungpinang.
"Semoga ada perbaikan dan perawatan lanjutan. Kan sayang terbiarkan begini. Taman ini kan cocok untuk bersantai," harap Afri.
Revitalisasi Total Taman Laman Boenda
Saat ini, Pemerintah Kota Tanjungpinang tengah mempersiapkan sejumlah proyek revitalisasi prioritas untuk meningkatkan daya tarik kota serta mendorong pemulihan ekonomi masyarakat.
Salah satunya ialah revitalisasi total Taman Laman Boenda termasuk Gedung Gonggong. Saat ini proyek revitalisasi telah diusulkan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Riau Kepri.
Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah, mengatakan bahwa nilai usulan revitalisasi Taman Laman Boenda tersebut, akan memakan banyak anggaran mencapai sekitar Rp500 juta.
"Sudah kami usulkan ke CSR Bank Riau Kepri. Kalau tidak salah, nilainya sekitar setengah miliar rupiah. Akan kami tata kembali secara menyeluruh karena kondisinya banyak mengalami kerusakan," katanya, belum lama ini.
Sebagai bagian dari penataan dan revitalisasi tersebut, sebut Lis, pemerintah juga telah merelokasi dan memindahkan para pedagang yang sebelumnya berjualan di kawasan Taman Laman Boenda.
"Insyaallah, ini akan menjadi salah satu skala prioritas karena taman ini sebelumnya kami rancang sebagai ikon Kota Lama Tanjungpinang," sebut Wali Kota. (*)
Penulis: Yusnadi Nazar