Identitas Sejarah Kota Lama Tanjungpinang, Menjadi Simbol Perjuangan Rakyat Raih Kemerdekaan
![]() |
| Tugu Proklamasi Riau, merupakan identitas sejarah Kota Lama Tanjungpinang. Menjadi simbol perjuangan rakyat meraih kemerdekaan. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar |
Identitas Sejarah dan Simbol Tekad Merdeka Rakyat Tanjungpinang
Pada suatu sudut Kota Lama Tanjungpinang, di antara lalu lintas kendaraan, berdiri identitas sejarah yang menyimpan cerita panjang.
Identitas sejarah itu bukan sekadar penanda, melainkan saksi peristiwa monumental yaitu pertama kalinya Merah Putih dikibarkan resmi di Tanjungpinang.
Tugu monumental itu adalah Tugu Proklamasi Riau. Merupakan saksi dan identitas sejarah yang berdiri di kawasan titik nol kilometer Kota Lama Tanjungpinang.
Identitas sejarah itu berada di sisi depan Gedung Daerah Tanjungpinang serta diapit Jalan Hang Tuah, Jalan SM Amin dan Jalan Merdeka serta berdiri di samping pintu masuk pelabuhan.
Di lokasi inilah gema semangat kemerdekaan akhirnya menemukan bentuk nyata, setelah bertahun-tahun tertahan oleh dinamika politik dan kekuasaan kolonial.
Baca Juga: Kisah Lorong Klasik dan Memori Tempo Dulu di Kota Lama Tanjungpinang
Berbeda dengan wilayah lain di Indonesia, gema kemerdekaan datang empat tahun setelah Proklamasi. Kabar itu tidak serta-merta menggema di Tanjungpinang pada 1945.
Berdasarkan catatan sejarah, kabar kemerdekaan baru benar-benar direspons dengan pengibaran Merah Putih pertama kali di Tanjungpinang pada 29 Desember 1949.
Bendera yang dikibarkan kala itu bukan hasil produksi seremonial negara, melainkan dijahit secara mandiri oleh dua perempuan pejuang, Rahma binti Rahmat dan Uni Daiya.
Sang Saka dikibarkan di sebuah rumah warga yang dahulu berdiri tepat di depan Gedung Daerah. Menggunakan tiang sederhana di sudut kanan bangunan tersebut.
Pondasi tiang itulah yang kini menjelma menjadi Tugu Proklamasi Riau, penanda sejarah perjuangan rakyat Kepulauan Riau dalam menentukan identitas kebangsaannya.
Penanda Resmi Bergabungnya Kepri ke Indonesia
Sejarawan Kepri, Dr. Anastasia Wiwik Swastiwi, menegaskan bahwa Tugu Proklamasi Riau ini lebih dari sekadar monumen peringatan.
Identitas sejarah ini adalah satu simbol konkret dan nyata masuknya Kepri (Kepulauan Riau) ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini bukan hanya sekedar tugu, tapi identitas sejarah yang sangat penting. Di sinilah Kepri menegaskan dirinya menjadi bagian dari Indonesia,” jelasnya.
Dua nama yang berperan besar dalam perjuangan tersebut adalah Mochtar Husein dari Tanjungpinang dan Tengku Saleh dari Lingga.
Keduanya menyuarakan aspirasi rakyat dan secara langsung melaporkan keinginan bergabung dengan Republik Indonesia kepada Presiden Soekarno.
Baca Juga: Camilan Legendaris, Simbol Kesederhanaan dalam Merayakan Kemerdekaan Indonesia
Pada fase awal kemerdekaan, sebagian masyarakat Kepri justru cenderung ingin bergabung dengan Tumasik atau Temasek (kini Singapura).
Kondisi geografis yang dekat, ditambah ikatan sejarah sebagai wilayah Kesultanan Riau-Lingga sebelum 1824, memperkuat kecenderungan itu.
Namun, melalui pergulatan panjang dan perjuangan para tokoh lokal, Kepri akhirnya memilih menyatakan diri sebagai bagian dari Indonesia.
Keputusan masyarakat Kepri bergabung ke Indonesia kemudian langsung disetujui oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
"Seluruh informasi mengenai sejarah ini dihimpun dari seorang veteran pejuang Tanjungpinang yaitu Almarhum Imam Sudrajat," ungkap Anastasia.
Dari Fondasi Tiang Menjadi Memori Kolektif
Secara fisik, Tugu Proklamasi Riau tampil sederhana. Relief panjang yang menghiasi tubuh tugu menggambarkan barisan rakyat.
Sebuah relief panjang menggambarkan ekspresi tekad dan perlawanan pejuang serta visualisasi dari semangat kolektif rakyat Kepri melawan kolonialisme.
"Fondasi tiang bendera itu letaknya tepat di Tugu Proklamasi Riau," sebut Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Kepulauan Riau ini.
Awal tahun 2000-an, pada masa kepemimpinan Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan, tugu ini mengalami penataan dan perbaikan.
Penataan dan perbaikan Tugu Proklamasi Riau itu bertujuan untuk memperkuat nilai estetika tanpa merusak identitas sejarah yang telah melekat.
Kini, tugu yang berada di kawasan strategis antara pintu masuk dan keluar Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, tetap berdiri kokoh.
Di sekelilingnya, aktivitas kota terus bergerak. Kendaraan lalu-lalang, pedagang kaki lima berjualan dan area sekitar dimanfaatkan sebagai lahan parkir.
Baca Juga: Kota Lama Tanjungpinang, Jejak Atmosfer Klasik yang Tidak Lekang oleh Waktu
Penulis: Yusnadi Nazar

