![]() |
Tugu Proklamasi Riau, merupakan identitas sejarah Kota Lama Tanjungpinang. Menjadi simbol perjuangan rakyat meraih kemerdekaan. Arsip Foto: Yusnadi Nazar |
Melihat Jejak Pertama Pengibaran Sang Saka Merah Putih di Tanjungpinang
Di tengah denyut nadi kehidupan dan kebebasan di Kota Lama Tanjungpinang, berdiri tegak saksi bisu sejarah yang terkadang luput dari perhatian. Identitas sejarah ini bukan sekadar hiasan yang terbuat dari beton dan batu, melainkan simbol perjuangan dari masa penjajahan menuju kemerdekaan.
Identitas sejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Kepulauan Riau itu, berada di titik nol kilometer Kota Lama. Tepatnya, berdiri megah di samping depan Gedung Daerah Tanjungpinang. Letaknya di antara Jalan utama yakni Jalan Hang Tuah, Jalan SM Amin dan Jalan Merdeka Kota Tanjungpinang.
Identitas sejarah yang menjadi simbol perjuangan rakyat Tanjungpinang Kepulauan Riau ini dinamakan Tugu Proklamasi Riau. Tempat ini menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Kepulauan Riau khususnya rakyat Tanjungpinang, setelah mendapatkan kabar Proklamasi 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Tugu Proklamasi Riau merupakan tempat pertama kalinya sang Saka Merah Putih yang melambangkan keberanian dan kesucian itu, berkibar di Tanjungpinang pada 29 Desember 1949 silam.
Selain itu, Tugu Proklamasi Riau di kawasan Kota Lama Tanjungpinang ini juga menjadi tempat pertama kalinya para pejuang rakyat Kepulauan Riau, membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Berdirinya Tugu Proklamasi Riau di Kota Lama Tanjungpinang ini, sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi meraih kemerdekaan.
Tidak hanya itu, tugu ini juga pernah menjadi titik peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Tanjungpinang. Setiap tahunnya, pada 17 Agustus, bendera Merah Putih berkibar di setiap sudut Tugu Proklamasi Riau.
Kini, di tengah perubahan wajah kota, Tugu Proklamasi Riau di Tanjungpinang, tetap berdiri sebagai penanda identitas dan sejarah. Tugu yang dihiasi relief perjuangan rakyat ini, memberikan pesan bahwa kemerdekaan adalah amanah yang diwariskan dari generasi pejuang kepada generasi muda.
Kabar Kemerdekaan Indonesia Terdengar di Tanjungpinang Tahun 1949
Menurut catatan sejarah, kabar kemerdekaan baru terdengar di Tanjungpinang setelah empat tahun Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1949. Namun semangat kemerdekaan langsung menyala di dada para pejuang dan rakyat Tanjungpinang kala itu.
Sejarawan Kepri Dr. Anastasia Wiwik Swastiwi, mengungkapkan Tugu Proklamasi Riau menjadi tanda dan saksi bisu perjuangan Kepulauan Riau. Tugu ini menandakan masuknya Kepulauan Riau ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, dua pejuang rakyat Kepulauan Riau yakni Mochtar Husein di Tanjungpinang dan Tengku Saleh di Lingga, mengusulkan dan memperjuangkan agar Kepulauan Riau bergabung ke NKRI.
Sebab, kata Anastasia, pada tahun 1945, rakyat Kepulauan Riau khususnya sebagian rakyat Tanjungpinang, masih menginginkan Kepulauan Riau masuk ke wilayah Tumasik atau Temasek yang kini dikenal dengan nama Singapura.
Hal ini cukup beralasan, mengingat secara geografis Kepulauan Riau relatif dekat dengan Singapura. Selain itu, menurut catatan sejarah, Kepulauan Riau dan Singapura pernah menjadi satu wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Riau Lingga sebelum tahun 1824.
Namun pada tahun 1949, Mochtar Husein dan Tengku Saleh, berinisiatif melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa rakyat Kepulauan Riau, ingin bergabung dan menjadi bagian dari Indonesia.
Pada akhirnya, perjuangan dua pejuang dan pejuang rakyat lainya yang mendesak Kepulauan Riau masuk dalam wilayah NKRI, mendapat persetujuan dan dukungan penuh dari Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
"Seluruh informasi mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di Tanjungpinang ini, dihimpun dari salah seorang veteran pejuang Tanjungpinang yaitu Almarhum Imam Sudrajat," ungkap Anastasia, Jumat (16/8/2025).
Anastasia menyebut bahwa bendera Merah Putih yang pertama kali dikibarkan di Tanjungpinang sejak Kepulauan Riau bergabung dengan NKRI, dijahit oleh dua perempuan pejuang bernama Rahma binti Rahmat dan Uni Daiya.
Setelah selesai dijahit oleh dua perempuan pejuang itu, Sang Saka Merah Putih akhirnya berkibar untuk pertama kalinya di sebuah rumah rakyat yang berada di depan Gedung Daerah Tanjungpinang pada 29 Desember 1949.
Bendera yang menjadi simbol keberanian dan kesucian itu, dikibarkan di sebuah tiang yang berada di pojok sebelah kanan rumah rakyat tersebut. Kini pondasi tiang bendera itu telah menjadi Tugu Proklamasi Riau.
Desain dan bentuk tugu sangat sederhana, namun tampak kokoh berdiri. Berisi relief panjang yang melambangkan tekad rakyat untuk berjuang mengorbankan jiwa demi satu kata yaitu Merdeka dari penjajahan.
"Pondasi tiang bendera itu letaknya tepat di Tugu Proklamasi Riau. Sekitar tahun 2000-an, Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan, mempercantik Tugu Proklamasi Riau," sebut Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Kepulauan Riau ini.
Anastasia menambahkan, saat ini letak identitas sejarah yakni Tugu Proklamasi Riau berada di antara pintu masuk dan pintu keluar pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Kondisi saat ini cukup bersih dan cukup terawat.
"Sedikit bagian luar samping Tugu Proklamasi Riau, dijadikan tempat parkir. Sedikit bagian depan luar tugu, ada beberapa pedagang kaki lima, menjajakan dagangannya," tutup Anastasia. (*)
Penulis: Yusnadi Nazar