Melihat Keindahan Bentang Alam dari Bukit Bernuasa Klasik di Ujung Timur Tanjungpinang

Melihat Keindahan Bentang Alam dari Bukit Bernuasa Klasik di Ujung Timur Tanjungpinang
Melihat keindahan bentang alam dari bukit bernuasa klasik di ujung timur Tanjungpinang. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar

Sabana dan Senja Tersembunyi di Bukit Bernuasa Klasik

Di batas timur Kota Tanjungpinang menuju Kabupaten Bintan, terdapat bukit bernuasa klasik yang masih jarang tersentuh dan tersembunyi.

Sebuah bukit bernuasa klasik di perbatasan kota, dihiasi hamparan sabana seluas pandangan, seolah menjadi tempat pelarian sunyi. 

Bukit bernuasa klasik untuk siapa saja yang ingin menjauh sejenak dari kesibukan kota, rutinitas sehari-hari dan menikmati alam. 

Tidak banyak yang mengetahui keberadaannya. Bukit bernuansa klasik ini seakan bersembunyi dengan tenang, jauh dari keramaian. 

Tidak ada kafe dan kerumunan. Yang tersisa hanyalah udara segar, kesunyian yang menenteramkan dan panorama yang meneduhkan mata.

Baca Juga: Piknik Klasik Berbalut Nuansa Alam Autentik di Tanjungpinang

Panorama alam, keindahan dan kesederhanaan itulah yang justru menjadikan bukit bernuasa klasik di perbatasan kota ini istimewa. 

Di sini, siapa pun dapat menemukan ruang bernapas, beristirahat dari rutinitas atau sekadar untuk menenangkan dan menjernihkan pikiran.

Dari kejauhan, sabana yang menghiasi bukit tampak seperti lukisan bergerak. Gradasi hijau padang rumput berpadu cantik dengan langit biru.

Suasana alam yang cantik dan indah tu, menciptakan panorama alami yang setiap hari membungkus kawasan Tanjungpinang dan Bintan.

Selain itu, saat fajar tiba, embun tipis menyelimuti sabana. Mentari muncul perlahan di ufuk timur, memantulkan warna keemasan dan biru lembut. 

Baca Juga: Nelayan Klasik Tanjungpinang Menjaga Tradisi di Tengah Arus Perkembangan Zaman

Suara burung liar yang saling bersahut-sahutan, menambah kesan alami yang jarang ditemui di tengah kehidupan kota yang serba cepat dan sibuk. 

Namun, momen paling spektakuler hadir saat mentari mulai tenggelam di ufuk barat. Senja di atas sabana, menghadirkan suasana dramatis nan romantis. 

Langit biru berganti jingga, sementara mentari perlahan tenggelam di cakrawala. Siapa saja akan merasa betah berlama-lama duduk di puncak. 

Seakan-akan membiarkan waktu berjalan pelan sembari menikmati panorama senja indah yang menenangkan dan memanjakan mata. 

Panorama Tenang dari Atas Bukit Alif

Melihat Keindahan Bentang Alam dari Bukit Bernuasa Klasik di Ujung Timur Tanjungpinang
Keindahan panorama alam di Bukit bernuasa klasik di ujung timur Tanjungpinang. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar

Firdaus, pegiat alam Pulau Bintan adalah salah seorang yang cukup lama mengenal bukit bernuasa klasik tersembunyi ini. 

Dari atas puncak bukit, lanskap Tanjungpinang dan sejumlah gunung, seperti Gunung Bintan, Gunung Kijang hingga Gunung Lengkuas, tampak jelas.

“Kami pertama kali ke bukit itu tahun 2015. Rasanya damai, indah, dan menenteramkan. Kami bersyukur melihat ciptaan Tuhan yang luar biasa,” ucap Firdaus.

Bukit bernuasa klasik yang ia maksud berada di kawasan Jalan Indonesia Timur, tepat di wilayah perbatasan Tanjungpinang Timur dan Kabupaten Bintan. 

Meski tidak memiliki nama resmi, namun pegiat alam menjuluki bukit di perbatasan antara Tanjungpinang dan Bintan itu, sebagai Bukit Alif. 

Baca Juga: Memori dan Nostalgia Ruang Teduh di Kota Klasik Tanjungpinang

Nama itu muncul karena keberadaan sebuah batu alam setinggi sekitar satu meter di puncak bukit. Bentuknya menyerupai huruf Alif dalam aksara Arab.

"Di sekitarnya juga terdapat beberapa batu besar lain. Bisa untuk latihan panjat tebing," ungkap Firdaus.

Meski tersembunyi, lokasi Bukit Alif cukup mudah diakses karena berada di tepi jalan utama. Kondisi jalur menuju puncak memang belum tertata.

Namun itulah yang membuat karakter alaminya tetap terjaga. Trek ringan sekitar 10 hingga 15 menit sudah cukup untuk mencapai puncak. 

"Bisa pakai sepeda motor juga untuk bisa  menjangkau puncak bukit," ujar Firdaus.

Ruang Bersyukur, Tempat Melepas Lelah

Melihat Keindahan Bentang Alam dari Bukit Bernuasa Klasik di Ujung Timur Tanjungpinang
Bukit Alif dengan sabana luas yang berada di Jalan Indonesia Timur, Tanjungpinang Timur. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar

Bagi Firdaus, Bukit Alif bukan hanya tempat menikmati alam, tetapi juga ruang refleksi diri, tempat melepas lelah dan bersyukur. 

“Kalau ingin lihat sunrise, datanglah pagi-pagi. Kalau sore, cocok menikmati sunset dan suasana senja. Bisa juga kemping di sini,” ajaknya.

Sabana di Bukit Alif pun disebut menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata alam baru di Tanjungpinang. 

Bentang alam yang unik ini bisa jadi pelengkap panorama pesisir pantai yang selama ini menjadi andalan Tanjungpinang dan Bintan.

Baca Juga: Jejak Pantai Legendaris di Pulau Bintan, Pasir Putih dan Laut Biru yang Memikat

Namun Firdaus memberi pesan penting. Siapa pun wajib menjaga kebersihan. Membawa turun kembali sampah dan memastikan bukit tetap lestari.

Firdaus berharap suatu saat Bukit Alif dapat ditetapkan sebagai kawasan cagar alam, agar batu-batu alam tetap terjaga dan tidak rusak.

“Bukit bernuasa klasik ini mengingatkan bahwa Tanjungpinang dan Bintan punya bentang alam yang indah,” tutupnya. (*)

Penulis: Yusnadi Nazar

Posting Komentar