Memori dan Nostalgia Ruang Teduh di Kota Klasik Tanjungpinang
![]() |
| Memori dan nostalgia ruang teduh di kota klasik Tanjungpinang. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar |
Melihat Jejak Ruang Teduh Legendaris Tanjungpinang
Di tengah geliat pembangunan Kota Tanjungpinang, masih berdiri sebuah ruang teduh dan hijau yang masih menunjukkan persona.
Sebuah ruang teduh yang tidak hanya menjadi tempat berlindung di bawah rimbun pepohonan, melainkan saksi perjalanan Kota Tanjungpinang.
Ruang teduh legendaris itu adalah Taman Pamedan Ahmad Yani. Tempat yang penuh kenangan yang kini mulai sedikit meredup.
Bagi masyarakat Tanjungpinang pada era 1990-an hingga awal 2000-an, Taman Pamedan Ahmad Yani ini, merupakan pusat keramaian.
Baca Juga: Melihat Jejak Ruang Terbuka Hijau Legendaris di Kota Lama Tanjungpinang
Tempat berkumpul, bercerita, menggelar lomba rakyat hingga menjadi arena upacara resmi dan latihan baris-berbaris pelajar dan tempat olahraga.
Pada pagi dan sore hari, lapangan yang bersebelahan dengan taman, selalu ramai dengan masyarakat yang berolahraga atau sekadar duduk menikmati suasana.
Namun seiring waktu dan perubahan zaman, suasana klasik Taman Pamedan Ahmad Yani Tanjungpinang, tidak lagi semeriah tempo dulu.
Meskipun masih berfungsi sebagai ruang teduh di tengah kota, pesonanya perlahan mulai memudar, tergeser oleh geliat berbagai ruang publik baru di Tanjungpinang.
Taman Ikonik di Tengah Kota
Salah satu nilai istimewa taman ini adalah lokasinya yang sangat strategis. Berada di kawasan Batu 4, taman ini dikelilingi sejumlah ruas jalan utama.
Ruang teduh di tengah kota ini diapit oleh Jalan Raja Ali Haji, Jalan Ahmad Yani, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Pemuda, hingga Jalan Engku Putri Tanjungpinang.
Letaknya yang berada dekat kantor pemerintahan, sekolah hingga kawasan perbelanjaan, menjadikannya ruang teduh favorit masyarakat tempo dulu.
Baca Juga: Mengenang Kembali Sentral Kuliner Legendaris di Kota Lama Tanjungpinang
Diperkirakan dibangun pada awal tahun 1980-an, Taman Pamedan Ahmad Yani hadir sebagai ruang terbuka hijau penting di tengah pusat kota.
Semakin menyusutnya lahan terbuka, taman ini, masih menjadi paru-paru kota yang menjaga kualitas udara, sekaligus wadah interaksi masyarakat Tanjungpinang.
Kenangan yang Tidak Lepas dari Ingatan
![]() |
| Lapangan Pamedan Ahmad Yani Tanjungpinang. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar |
Bagi banyak orang, taman ini menyimpan memori indah masa kecil. Salah satunya Didid (43), warga Jalan Pemuda yang mengaku sering bermain bola, semasa sekolah.
“Waktu kecil, kami sering main bola di sini. Datang ke Pamedan sekarang rasanya seperti nostalgia mengingat masa lalu,” katanya.
Didid mengenang, pada era 1990-an, ruang teduh ini menjadi pusat berbagai kegiatan, terutama Pameran Pembangunan Tanjungpinang yang digelar setiap tahun.
Baca Juga: Jejak Arsitektur Klasik Tempo Dulu di Titik Nol Kota Lama Tanjungpinang
“Kalau tak salah, dulu setiap Agustus atau Januari ada Pameran Pembangunan. Banyak hal bisa dilihat dan dipelajari tentang kota ini," ujarnya.
"Sekarang sudah tak ada lagi Pameran Pembangunan,” kata Didid saat ditemui usai berolahraga di Taman Pamedan Ahmad Yani.
Diperindah Dengan Fasilitas Baru, Tapi Pengunjung Kian Berkurang
Saat ini Taman Pamedan Ahmad Yani Tanjungpinang telah dipercantik dengan berbagai fasilitas. Di antaranya panggung terbuka dan area bermain anak.
Tersedia juga musala, jogging track, batu pijat refleksi, lapangan takraw, lapangan basket, papan wall climbing, gazebo, bangku beton, toilet dan tong sampah.
Selain itu, setiap harinya, petugas kebersihan hadir. Bekerja keras membersihkan sampah-sampah yang ada di berbagai titik Taman Pamedan.
Meski fasilitasnya sedikit bertambah, tidak serta-merta membuat Taman Pamedan Ahmad Yani kembali ramai dan berjaya seperti tempo dulu.
Baca Juga: Nostalgia Destinasi Wisata Klasik di Tepi Laut Tanjungpinang
Menurut Didid, akhir pekan pun sering sepi karena banyak masyarakat memilih destinasi lain seperti kawasan Dompak, bandara atau tepi laut Tanjungpinang.
“Sekarang banyak tempat santai baru, jadi Taman Pamedan makin jarang didatangi,” tutur Sarjana Ekonomi itu.
Namun demikian, lapangan Taman Pamedan masih menjadi tempat penyelenggaraan pasar Ramadan, salat Idulfitri dan Iduladha serta kegiatan sosial, budaya hingga konser musik.
Harapan Menjadi Taman Modern, Ramah Anak dan Ramah Lansia
Banyak masyarakat berharap Taman Pamedan Ahmad Yani direvitalisasi dengan konsep lebih modern, tetapi tetap mempertahankan identitasnya.
Kabar beredar menyebut pemerintah berencana menghidupkan kembali taman ini sebagai ikon kota berkonsep ramah anak dan ramah lansia.
Baca Juga: Melihat Tradisi Klasik di Tanjungpinang, Berperan Menjaga Lingkungan dan Lautan
Melalui sentuhan penataan yang benar-benar tepat, Taman Pamedan Ahmad Yani Tanjungpinang, diyakini mampu kembali bersinar sebagai ruang publik favorit.
Dengan penataan dan perawatan yang tepat, ruang teduh di tengah kota ini dapat menghidupkan kembali kebersamaan dan masa jaya tempo dulu. (*)
Penulis: Yusnadi Nazar


