Cerita Band Rock Legendaris Tanjungpinang Menggetarkan Jagat Musik Indonesia
0 menit baca
![]() |
| Cerita band rock legendaris Tanjungpinang menggetarkan jagat musik Indonesia. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar |
Band Rock Legendaris yang Mewarnai Dunia Musik Tanah Air Dua Dekade Silam
Nama Bintang 5 pernah menjadi kebanggaan Tanjungpinang. Band rock legendaris yang mencatatkan sejarah langka bagi musisi daerah.
Band rock legendaris ini berhasil menembus chart musik internasional saat industri musik digital masih terbatas, terutama bagi band baru dari Indonesia.
Pada awal 2000-an, akses musisi lokal ke tangga lagu internasional masih sangat minim. Namun lagu “Impas”, single andalan Bintang 5, berhasil masuk.
Lagu andalan band rock legendaris asal Tanjungpinang Bintang 5, berhasil masuk daftar peringkat situs musik global internasional SoundClick.com.
Tidak disangka, hanya sehari setelah terdaftar, “Impas” langsung menempati chart posisi 103 dari sekitar 500 lagu di chart kategori rock and roll.
Dalam chart, lagu tersebut berada di posisi 1.371 dari lebih 10.000 lagu. Dalam hitungan hari, melesat ke peringkat 75 kategori rock and roll dan 703 di chart umum rock.
Prestasi itu menjadi catatan penting, sekaligus nostalgia manis perjalanan band rock legendaris yang sempat menggetarkan jagat industri musik Indonesia.
Tidak hanya itu, prestasi di dunia musik Indonesia, mengawali perjalanan karir band rock legendaris tersebut hingga saat ini.
Awal Terbentuknya Bintang 5
Perjalanan Bintang 5 tidak lepas dari sosok Yusnadi Nazar, fotografer jurnalistik atau wartawan foto yang kini banting stir sebagai penulis.
Yusnadi Nazar termasuk salah seorang yang mengikuti perjalanan band rock legendaris asal Tanjungpinang tersebut, sejak masa awal.
Menurut Yusnadi Nazar, band ini berdiri pada 2003 lalu. Berawal dari kebiasaan lima personel band berkumpul di studio latihan "Cikal" di Tanjungpinang.
Baca Juga: Perjalanan Juru Potret Legendaris Indonesia, Dari Tanjungpinang ke Berbagai Belahan Dunia
Studio ini dikelola oleh Enda Cikal, yang kemudian menggagas pembentukan sebuah band rock serius untuk menembus kancah musik nasional.
Lima musisi Tanjungpinang itu, kemudian disatukan dalam satu proyek musik. Diberi nama Bintang 5 yang mengusung karakter musik rock kental dan lugas.
Gagasan itu terinspirasi dari musisi asal Tanjungpinang yang lebih dahulu sukses, seperti mendiang Andy Liany, Opet Alatas, Teguh Diswanto hingga Irang Arkad (eks BIP).
Dapur Rekaman, Dari Jakarta ke Bandung
Formasi Bintang 5 terdiri atas Hendra Susanto (Hen) vokal. Hendri Iskandar (Isxax) drum. Mahariyadi (Lowdy) bass, Marizal Eka Saputra (Eka) gitar dan M. Akbar (Adek) gitar.
Dengan didampingi Enda Cikal sebagai Executive Producer, personel Bintang 5, berangkat ke Jakarta lalu melanjutkan proses rekaman di Bandung.
Saat rekaman di Kana Studio Bandung, Bintang 5 diproduseri oleh musisi Ulli Debrur yang juga merangkap sebagai music director.
Proses rekaman di Kana Studio Bandung tersebut, berlangsung berbulan-bulan hingga lahir 10 lagu yang bergenre rock yang kental.
Adapun 10 lagu yaitu Impas, Dia Telah Pergi, Dunia Aku dan Kamu, Rock N Roll Aja, Ketika Dulu, Saat Manis dan Sebuah Tanda Cinta, Di Batas Penantian, Hari yang Sepi dan Aku Cinta Padamu.
Lagu-lagu itu kemudian terangkum dalam album debut bertajuk “Dunia Aku dan Kamu”. Pada 2004, dua single resmi dirilis, yakni “Impas” dan “Dia Telah Pergi."
Syuting Video Klip di Bandung dan Jakarta
Usai rekaman, Bintang 5 melanjutkan produksi video klip. Lagu “Dia Telah Pergi” digarap oleh sutradara Dedi Raksawardana dari Satu Langit Production.
Lokasi syuting video klip dilakukan di Situ Patenggang, Ciwidey, Bandung. Dimulai sejak pukul 03.00 WIB di tengah kabut dan udara dingin.
Adegan dalam video klip memperlihatkan band Bintang 5 tampil di tepian danau, dipadukan dengan kisah dramatis dua model pemeran utama.
Sementara itu, video klip “Impas” direkam di Jakarta. Konsepnya lebih rock, agresif dan enerjik, selaras dengan karakter musik Bintang 5 yang keras dan eksplosif.
Kedua video klip itu akhirnya selesai editing dan berhasil tayang di chart MTV Indonesia, sebuah pencapaian langka bagi band daerah pada masa itu.
Selanjutnya, Bintang 5 kerap diundang hadir oleh penyelenggara musik untuk mengisi sejumlah acara atau konser musik di Jakarta.
Masa Kejayaan hingga Vakum
![]() |
| Foto analog personel Bintang 5, Isxax, Eka, Adek, Hen, Lowdy (dari kanan ke kiri). Dipotret di Kana Studio Bandung, 2004 silam. Arsip Foto: © Yusnadi Nazar |
Album “Dunia Aku dan Kamu” dipromosikan secara masif. Bintang 5 menjalani tur promo di Kota Jakarta, Tangerang, Bandung, Batam, dan Tanjungpinang.
Pada masa itu, Band Bintang 5 juga aktif mengisi berbagai acara musik, panggung hiburan dan festival di sejumlah kota di Indonesia.
Namun, perjalanan tidak berlangsung lama. Sekitar 2008, band memilih vakum dan para personel fokus pada proyek masing-masing. Meski vakum, hubungan baik, tetap terjaga.
Kini, para personel Bintang 5 tergabung dalam komunitas musik Evolusi Muzik yang berbasis di Tanjungpinang dan personelnya tetap aktif berkarya.
Hen sang vokalis mendirikan band rock Hen Tent dan menekuni dunia usaha. Isxax sang drummer, aktif sebagai additional drummer sekaligus soundman.
Lowdy bergabung dalam band Melayu Dermaga Musica, sebagai session player dan aktif manggung dari kafe ke kafe di Tanjungpinang dan Batam.
Sementara itu, Eka sang gitaris membentuk band grunge The Kidz dan Adek sang gitaris, aktif manggung dari kafe ke kafe di Tanjungpinang dan Batam.
Hampir dua dekade berlalu, nama Bintang 5 masih hidup dalam ingatan para penikmat musik rock di Tanjungpinang dan Kepulauan Riau.
Banyak pendengar musik di Tanjungpinang yang berharap lima personel ini, suatu hari kembali bersatu dalam sebuah panggung reuni.
Band rock legendaris Bintang 5 bukan sekadar band, melainkan potret mimpi anak Tanjungpinang yang pernah menembus jagat musik Indonesia. (*)
Penulis: Hal Maliq Hanifa


