Profesi Tempo Dulu yang Bersinar, Masih Digeluti di Tanjungpinang

Profesi Tempo Dulu yang Bersinar, Masih Digeluti di Tanjungpinang
Profesi tempo dulu yang bersinar, masih digeluti di Tanjungpinang. Arsip Foto: © Kak Aam

Mengenal Profesi Tempo Dulu, Juru Kisah yang Tetap Bertahan

Di tengah derasnya arus modernisasi, masih ada profesi tempo dulu yang tetap bertahan meski kian jarang ditemui. Salah satunya adalah juru kisah. 

Profesi tempo dulu yang menjadi pewaris tradisi tutur lisan yang sejak dahulu menjadi penjaga cerita dan peristiwa masa lalu.

Melalui rangkaian kata, intonasi, dan ekspresi yang khas, seorang juru kisah menyampaikan cerita dari mulut ke mulut dengan cara yang hangat dan memikat.

Profesi tempo dulu ini bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga pelestari budaya serta penguat imajinasi dan empati bagi para pendengar.


Dalam dunia pendidikan, juru kisah berperan membantu anak-anak memahami nilai moral dan sejarah melalui metode yang menyenangkan. 

Juru kisah adalah penjaga tradisi tutur lisan yang menghidupkan kembali cerita-cerita tempo dulu, legenda, hingga kisah inspiratif.

Meskipun perkembangan teknologi semakin masif, peran juru kisah tetap relevan sebagai penyampai identitas, nilai budaya dan karakter masyarakat. 

Di berbagai wilayah Indonesia termasuk Tanjungpinang, profesi ini dikenal dengan sebutan pendongeng, pengisah atau tukang cerita. 

Profesi tempo dulu ini juga telah diwariskan dari generasi lama ke generasi baru sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Menggabungkan seni retorika, gerak tubuh dinamis, teknik vokal yang kuat, juru kisah menghadirkan pengalaman mendengar yang hidup dan menyentuh. 


Cerita atau dongeng yang dibawakan oleh juru kisah, menjadi magnet yang mampu membawa pendengar hanyut dalam setiap alur cerita. 

Namun, keberlangsungan profesi tempo dulu ini di era digital tidaklah mudah. Hiburan modern, film, serial televisi, hingga media sosial, menjadi pesaing.

Oleh karena itu, banyak juru kisah kini bertransformasi dengan memanfaatkan platform digital, mengikuti pelatihan literasi.

Selain itu, para juru kisah juga menyelenggarakan pementasan secara virtual. Tujuannya tidak lain agar tetap dapat menarik minat generasi muda.

Bercerita untuk Menghidupkan Imajinasi Pendengar

Profesi Tempo Dulu yang Bersinar, Masih Digeluti di Tanjungpinang
Amrie Poerbha Yogya Sayektie atau Kak Aam saat menjadi juru kisah. Arsip Foto: © Kak Aam

Salah seorang juru kisah yang masih aktif dan bertahan di Tanjungpinang adalah Amrie Poerbha Yogya Sayektie atau yang akrab disapa Kak Aam. 

Di usianya yang memasuki 41 tahun, Kak Aam tetap konsisten menekuni profesi tempo dulu yang kini semakin langka dan hampir dilupakan tersebut.

Menurut Kak Aam, juru kisah bukan sekadar bercerita atau berkisah, tetapi cara membangkitkan imajinasi pendengar, terutama anak-anak.


Tentunya membangkitkan imajinasi anak-anak atau pendengar secara positif melalui cara yang hangat, komunikatif, dan menyenangkan. 

Selain sebagai juru kisah, Kak Aam juga seorang pendakwah. Ia memadukan kegiatan berkisah dengan penyampaian pesan-pesan Islami.

“Melalui cerita, baik anak-anak maupun orang dewasa dapat lebih mudah menangkap pesan-pesan kebaikan,” katanya. 

Kisah-kisah Islami yang ia bawakan mulai dari kisah nabi, cerita dalam Alquran, hingga fiksi Islami, dinilai mampu membentuk karakter dan akhlak anak.


Bagi Kak Aam, berkisah atau bercerita, merupakan sarana dakwah yang efektif karena mampu menyentuh sisi emosional pendengar. 

“Anak-anak dapat meniru dan mengubah perilaku ke arah yang lebih baik melalui pesan moral yang disampaikan,” ujarnya. 

Meskipun menghadapi tantangan perkembangan zaman, Kak Aam meyakini bahwa profesi juru kisah tetap memiliki tempat di hati masyarakat.

"Selama masih ada telinga yang ingin mendengar cerita, profesi ini akan terus hidup," tegas Kak Aam.

Menjaga Tradisi, Menembus Sekolah hingga Pesantren

Amrie Poerbha Yogya Sayektie atau yang akrab disapa Kak Aam
Kak Aam saat menjadi juru kisah di salah satu SMP di Tanjungpinang. © Kak Aam

Untuk menjaga keberlangsungan profesi langka yang ia tekuni, Kak Aam aktif memperkenalkan juru kisah kepada berbagai kalangan di Tanjungpinang. 

Kak Aam mengaku rutin berkeliling ke sekolah-sekolah, masjid, perumahan, hingga pondok pesantren yang tersebar di pelosok Tanjungpinang 

Kegiatan berkisah yang ia lakukan mendapat sambutan positif. Anak-anak antusias dan gembira saat mendengarkan kisah yang ia bawakan.

Tidak berhenti di situ, ia juga memberikan pelatihan bagi yang berminat menjadi juru kisah, motivator, atau pembawa acara dan kajian parenting.


Pelatihan tersebut digelar di Sabarmen Training Centre Tanjungpinang, sekaligus menjadi wadah bagi generasi muda yang tertarik mempelajari teknik berkisah.

“Siapa pun yang ingin belajar menjadi juru kisah dipersilakan datang,” ajak anggota Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia itu.

Dengan dedikasi menjalani profesi juru kisah, Kak Aam menjadi bukti bahwa di balik kemajuan teknologi, nilai-nilai tradisional tetap bisa bersinar. 

"Profesi tempo dulu yang semakin langka ini dapat memberi makna bagi kehidupan banyak orang," tutupnya. (*)

Penulis: Yusnadi Nazar
Posting Komentar