Bukit Senja, Oase Klasik Padang Rumput Tersembunyi di Tengah Pulau Bintan
![]() |
| Bukit Senja, sebuah oase klasik padang rumput umput tersembunyi di tengah Pulau Bintan. Arsip Foto: © Art Live |
Tempat Spesial Menikmati Kedamaian dan Ketenangan
Bukit Senja, oase klasik padang rumput tersembunyi yang menawarkan panorama keindahan alam Pulau Bintan yang eksotis, memukau dan memanjakan mata.
Di tengah munculnya berbagi destinasi wisata mainstream dan populer di Pulau Bintan, keberadaan Bukit Senja yang jarang diketahui ini, menghadirkan kedamaian dan ketenangan hati.
Terletak di kawasan perbukitan Toapaya Asri, Bintan, hamparan oase klasik padang rumput tersembunyi ini menjadi salah satu tempat rahasia yang kini mulai mencuri perhatian.
Area puncak perbukitan dengan oase klasik padang rumput ini luas dan cukup datar. Bukit Senja dikelilingi beberapa pepohonan hijau dan udara yang segar.
Warga tempatan Toapaya Asri Bintan menyebut, oase klasik tersembunyi ini sebagai Bukit Sampan. Namun sebagian lainnya menamakan padang rumput ini sebagai Bukit Senja.
Diberi nama Bukit Senja bukan tanpa alasan. Dari puncak bukit, siapa pun bisa menyaksikan panorama senja berbalut langit cahaya jingga yang tenggelam di balik cakrawala.
Siapa pun yang berada di puncak Bukit Senja, dapat menyaksikan dan mengabadikan keindahan matahari yang terbenam perlahan ke garis cakrawala di sebelah barat.
Tidak hanya dapat menikmati matahari terbenam, Bukit Senja juga menjadi lokasi favorit para pegiat alam atau petualang untuk berkemah, menyaksikan keindahan langit malam hari.
Selanjutnya, pada saat fajar menyingsing, dari puncak Bukit Senja ini, siapa pun dapat menyaksikan dan mengabadikan keindahan matahari terbit di sebelah timur.
Selain itu, Bukit Senja ini menjadi salah satu tempat atau spot menarik di Bintan bagi para juru foto alam untuk mengabadikan keindahan berupa lanskap hamparan padang rumput dan bentang alam Pulau Bintan.
Jika cuaca cerah, para juru foto pastinya dapat mengabadikan momen matahari terbenam secara perlahan di sebelah barat, landskap malam kota (City Light) hingga mentari terbit di sebelah timur.
Dengan keindahan alam yang masih alami dan suasana klasik yang menenangkan, Bukit Senja pantas menjadi pilihan baru bagi siapa pun yang ingin melarikan diri sejenak dari rutinitas sehari-hari.
Tentunya, oase klasik padang rumput ini menjadi tempat untuk memanjakan mata dengan menikmati keindahan yang tidak terlupakan di tengah alam Pulau Bintan.
Satu hal yang pasti, oase klasik tersembunyi ini bisa menjadi destinasi alternatif yang sempurna bagi siapa pun yang ingin menenangkan diri dan menikmati keindahan alam ciptaan Yang Maha Kuasa.
Hidden Gem Pulau Bintan yang Perlahan Mulai Populer
![]() |
| Suasana senja di Bukit Senja Pulau Bintan. Arsip Foto: © Art Live |
Meskipun masih tergolong "Hidden Gem", namun perlahan tapi pasti, Bukit Senja Toapaya Asri, Bintan, mulai dikenal lewat unggahan media sosial dari para pegiat alam dan warga setempat.
Salah seorang pegiat alam dari Art Live Team, Nina (24), menceritakan pengalaman yang tidak terlupakan saat berada di puncak Bukit Senja yang spesial ini pada sore, malam dan pagi hari.
Nina mengungkapkan, akses menuju Bukit Senja atau Bukit Sampan dari kawasan Batu 16 Bintan, sejauh lebih kurang 5 kilometer hingga 6 kilometer.
Sedangkan dari Kota Tanjungpinang, sejauh lebih kurang 25 kilometer hingga 30 kilometer untuk tiba di kaki bukit Bukit Senja atau Bukit Sampan ini.
"Bukit ini cocok sekali untuk healing. Belum terlalu ramai dan punya pemandangan yang luar biasa," ungkap Nina.
Menurutnya, akses menuju Bukit Senja memang belum sepenuhnya ramah akan kendaraan. Namun pengunjung harus memarkirkan kendaraan di titik tertentu atau di kaki bukit.
Untuk mencapai puncak Bukit Senja, kata Nina, harus dilanjutkan dengan perjalanan dengan berjalan kaki (treking ringan) menyusuri jalan setapak selama 10 menit.
Jalan menuju puncak Bukit Senja cukup sempit yang sedikit menanjak, namun pengunjung akan ditemani oleh pepohonan rindang dan ilalang hingga udara segar.
"Tapi perjalanan yang sedikit jauh menuju Bukit Senja itu, ya sepadan dengan apa yang ditawarkan saat kita berada puncaknya," ungkap warga Toapaya Asri ini.
Nina mengakui, saat berada di puncak Bukit Senja, dirinya mendapatkan ketenangan dan dapat menikmati panorama keindahan alam yang memukau dan eksotis hingga dapat memanjakan mata.
"Kalau sore, bisa menikmati senja dan sunset. Suasananya benar-benar damai dan tenang karena jauh dari perkotaan dan jalan raya," ujarnya.
Bersama rekan-rekan pegiat alam, Nina sering mengunjungi oase klasik padang rumput yang tersembunyi ini. Nina bersama rekan-rekannya itu sering bermalam di Bukit Senja dengan mendirikan beberapa tenda.
"Dari sini (Bukit Senja) kita juga bisa lihat golden hour, city light malam hari dan sunrise pada pagi hari. Bisa lihat gunung Bintan, Gunung Lengkuas dan sebagian Tanjungpinang," ungkapnya.
Bukit Senja ini juga menawarkan tempat ideal untuk mendirikan tenda. Kawasan bukit yang cukup lapang memungkinkan untuk mendirikan tenda dan berkemah dengan nyaman.
"Bukit Senja ini tergolong Hidden Gem (tempat indah tersembunyi). Tapi sudah ada beberapa wisatawan lokal dari Tanjungpinang dan Lingga yang sudah sampai di puncak Bukit Senja ini," kata Guide Trip Team Art Live ini.
Menurut Nina, bagi siapa pun yang mendambakan kedamaian, ketenangan dipadu dengan keindahan alam yang autentik, hingga pengalaman berkemah yang nyaman, Bukit Senja adalah jawabannya.
"Bukit Senja tidak hanya menawarkan keindahan alam dan jadi tempat menenangkan diri, tetapi juga menghadirkan momen kebersamaan bersama rekan di tengah alam," sebut lulusan Politeknik Bintan Cakrawala ini.
Terakhir namun tidak kalah penting, Nina mengimbau bagi siapa pun yang ingin berkunjung dan berkemah di Bukit Senja, untuk meminta izin kepada RT dan RW setempat.
Selanjutnya selama berada di atas bukit, tetap menjaga kebersihan sebagai bentuk tanggung jawab bersama untuk menjaga kebersihan dan keasrian oase klasik padang rumput di Pulau Bintan ini.
"Datang sore hari biar bisa melihat sunset. Pagi hari bisa lihat sunrise. Tetap bawa perbekalan, perlengkapan berkemah kalau bermalam dan tidak meninggalkan sampah sembarangan," ajak Nina. (*)
Penulis: Hal Maliq Hanifa

